Minggu, 11 Juli 2010
Tepat satu minggu menjelang hari pernikahan saya dan Mas Agus.
Setelah penantian yang tidak sebentar, kami saling menemukan dan akhirnya akan segera mengikat janji setia untuk saling cinta dan hormat dalam untung dan malang selamanya. Perjalanan kami berdua baru akan dimulai. Saya bahagia dan deg-deg an dalam waktu yang bersamaan:)
Saya sangat berharap semua berjalan lancar dan kami berdua bisa menjadi pasangan yang tidak hanya ada untuk satu sama lain namun juga bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kami dan lingkungan. Amin...mohon doanya:)
posted by ninabelle at 10.14 | 1 comments
Selasa, 09 Februari 2010
Hmm, apakah mendadak pekerjaan kamu jadi banyak kaya saya? Hehe, somehow saya malah jadi semangat lho, well, agak aneh mengingat selain urusan pekerjaan, saya juga harus mulai mikirin 'my big day' plus printilannya- time is running ,baby- Beneran kali ini saya bersyukur ada banyak hal yang harus saya kerjakan minggu ini, karena membantu saya menjauhi sensitifitas mikirin printilan ituh..hehe, apalagi pacar tersayang juga lagi sibuk jadi dengan banyak hal yang harus diselesaikan saya ga menye-menye ngerasa dicuekin sama dia.

So, mendadak saya ngerasa excited aja gitu mengerjakan semua ini- hmm, sepertinya efek -ngerasa dikasi tanggung jawab makanya harus dikerjakan sebaik mungkin-. Wow, it's great then daripada ga dipercaya dan ga dikasi kerjaan karena ga dipercay- trust me, ga enak banget-mana enak kalo di kantor dicuekin bos atau teman seteam kan?

Oke, sekarang topiknya melipir ke buku -hehe, terserah saya yah darling, kan ini blog saya;p- Seneng banget deh weekend kemaren saya belanja buku, ada The Namesakenya Jhumpa Lahiri (belum dibaca), The Turk and My Mother (on progress bacanya), Love Me Better (saya udah baca- ngenes ceritanya- tentang perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga..kayanya bisa dibahas di next posting karena perempuan tuh harus concern sama masalah ini karena seringkali mengalaminya namun karena dibutakan sama kekerasan yang ditutupi denga cap merk cinta jadinya buta beneran deh kalo dirinya sudah diperlakukan dengan gak layak *geram mode on*), Tuesday's Erotica Club (emang buat yang udah dewasa, secara banyak kalimat vulgar, but there is not porn there, menghibur banget tentang persahabatan empat wanita dewasa dan permasalahan mereka masing-masing, kocak sekaligus sinis-lumayan buat bacaan akhir pekan pas lagi stress;p), dan 1 buku anak untuk keponakanku yang manis^^.

Previous book that I read, judulnya Kelas Memasak Lillian, Snow Country, dan Eat Pray & Love, tar kalo sempat aku bikinin review masing-masing buku *baru ingat udah jarang nge-review buku* pengen tapi sok ga sempat, hihihi. Oya ada buku-buku pemberian pacar tersayang juga yaitu dua karya novelis Italia, Suzanna Tamaro yakni Va' dove ti porta il cuore dan Ascolta la mia voce, Perahu Kertas-nya Dee Lestari tuz kaya'nya masih ada lagi deh, I'll check di rak bukuku. Duuh, banyak bener ya, gatel pengen nulis reviewnya tapi mahakarya script shooting aku menunggu nih..hehe.

So, ciao dulu ya^^
Janji bakalan nulis lagi, as soon as possible:)
posted by ninabelle at 19.51 | 0 comments
Senin, 01 Februari 2010
Menyebalkan sekali menyadari bahwa suasana hati saya sehari-hari dipengaruhi oleh berbagai hal- kalo yang bagus-bagus sih gapapa- tapi kalo yang bikin bete gimana coba? Dan lebih menyebalkannya lagi, seringkali saya rela diperbudak oleh si bad mood!
Huh, rasanya pergulatan dengan bad mood tuh ibarat pertengkaran tiada akhir anjing sama kucing...hehehe. Contoh kecilnya, ketika pagi ini mendung tuz kesiangan bangun tuz ketemu orang yang menyebalkan yang ga helpful (ini sih curhat colongan karena orang sekre Gereja Santa yang saya temui tadi pagi sangat ga kooperatif;p) bikin saya harus menarik nafas panjang biar tenang sebelum mengerjakan tugas-tugas kantor hari ini.
Beda lagi kalo yang menghampiri si goodmood, hati cerah ceria sampai akhir hari^^. Dan buat saya sebenarnya ga perlu ribet biar si goodmood datang- cukup bangun pagi tepat waktu, pas liat handphone ada sms dari pacar (hehehe), bisa menikmati secangkir kopi pagi, lebih bagus lagi kalo bisa jalan pagi keliling kompleks, tuz urusan kerjaan lancar sesuai rencana- hehe, ternyata banyak yah syaratnya biar mood saya bagus?;p
Semoga hari ini, si badmood yang tadi pagi mampir berganti dengan goodmood yang baik hati ya:)
posted by ninabelle at 18.36 | 0 comments
Rabu, 27 Januari 2010
"is about the way I see it and pass it through"






posted by ninabelle at 18.34 | 1 comments
Kamis, 21 Januari 2010
Jika ada penjual formula khusus atau penyembuh luka hati, pemusnah sedih dan pengusir tangis, mungkin dagangannya itu laku keras. Sayangnya, itu hanyalah khayalan saya saja. Faktanya, hidup tidak pernah menjanjikan jalan lurus tanpa rintangan, hidup punya caranya sendiri untuk menempa manusia melalui kesedihan atau luka. Kemudian tidak ada ukuran khusus, keberhasilan manusia menghadapinya karena justru setiap pribadi punya cara yang tidak ada duanya untuk menghalau badai kesedihan dalam hidup.

Saya juga manusia biasa yang seringkali mengalami keterpurukan. Dan ssstt...resep saya untuk bertahan hidup adalah menangis sepuasnya kemudian tertawa lepas, menarik nafas dalam dan menghadapi segala kesedihan itu- bagaimanapun saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melarikan diri dari kenyataan sepahit apapun itu. Mungkin bagi beberapa orang menangis itu tabu namun dengan menangis separuh sesak di dada saya hilang. Dengan bisa menertawakan diri saya sendiri, saya rasa merupakan salah satu cara berdamai dengan realitas, dengan kondisi saya. Lalu menarik nafas dalam menyumbang sekitar 60 persen keberanian dan keyakinan bagi saya. Sisanya hadapi saja. Jika belum juga berhasil, biasanya saya akan tidur atau diam saja, toh, bagaimanapun saya percaya Tuhan menciptakan manusia dengan daya menyembuhkan diri sendiri yang luar biasa. Meski sangat sulit dipraktekkan, ada satu lagi resep dari Papi saya tersayang untuk menghadapi segala kesulitan yaitu jalani hidup tanpa kekhawatiran niscaya jiwa kita lebih tenang dan tidak akan sulit meraih kebahagiaan.

Seperti yang sudah tertulis di atas, hidup punya caranya sendiri menempa manusia, dan ketika kita berani menghadapi badai, mungkin kita akan jatuh namun kita belajar untuk bangun lagi dan menjadi lebih kuat. Dan, pada kenyataannya, kita tidak pernah menghadapinya sendiri- ada Tuhan & orang-orang terkasih- kekuatan yang tak tertandingi.
posted by ninabelle at 19.18 | 0 comments
Jumat, 15 Januari 2010
dear all,

so how's the new year everyone? wish you all the best ^^
Ups, saya sadar-sesadar sadarnya uda ga posting selama beberapa bulan. Hmm...kata-kata apa ya yang tepat...hmm, mungkin rela diperbudak rutinitas yang menguras kreativitas dan membunuh hasrat untuk menulis...hahaha. Tau-tau udah taun baru aja gitu. Time goes by then, many experiences, some are sucks but more beautiful things happened, I'm so grateful for those.

Mau cerita dari mana yah? Okay, dari 24 jam yang Tuhan kasih buat saya, hampir separuhnya (dan bahkan kadang lebih) tersita oleh urusan pekerjaan, jadi kaya'nya mulai mengupdate dari situ aja ya. So, per November 2009 saya udah ga ngerjain Koper & Ransel lagi- karena saya dipindah ke team Griya Unik. My last trip was to Balikpapan, where my man stay...haha..so, I never regret for that last trip 'cause I met him during the spare time, hehe, sambil menyelam minum air;p Gimana rasanya meninggalkan program yang sudah dikerjakan 1 tahun 3 bulan? sedihlah, kehilangan.Well, tapi saya percaya ini justru jalan yang baik buat saya karena dengan hanya shooting di Jakarta aja dengan waktu yang ga panjang, saya jadi punya waktu untuk menata keseimbangan kehidupan pribadi saya.
Tau Griya Unik donk...program yang ngebahas rumah (sekarang sih ngebahas rumah artis), nothing to lose lah ya ngerjainnya, let it flow aja.

And I have wonderful holiday with my family and my man last Christmas...huaa...senangnya^^
Yess, keluarga itu ga tergantikan.

Sekarang sih, saya balik lagi dulu ke Jakarta kembali bekerja sambil prepare something big event for my life..hihi..^^
Kayanya pengen rajin update blog lagi, see you guys
posted by ninabelle at 19.58 | 2 comments
Selasa, 20 Oktober 2009
Selamat pagi langit biru, terimakasih sudah menggantikan mendung itu. Selamat pagi angin, terimakasih telah menyapu si mendung.

Mendung sialan yang dengan suksesnya mencuri keceriaan. Tenggelam dalam hantu kelabu yang hati tak mampu mendefinisikannya, entah takut, entah khawatir tapi saya hampir selalu bangun pagi dalam resah bahkan kadang mata bengkak dan kepala pening..huh..sangat menyebalkan! Kini semoga gloomy mood yang berasal dari dunia antah berantah itu lenyap total tak berbekas dan tak kembali...hehe...capek tauk! Seperti tergagap melakukan apapun, serba salah, sensitif, tak terarah, kacau, moody, panik.

Mataharipun kadang tertutup awan, namun matahari selalu kembali bersinar cerah membagi nyalanya untuk dunia. Ganbatte kudasai;)
posted by ninabelle at 10.58 | 0 comments
Selasa, 06 Oktober 2009
cerita yang indah dan inspiratif yang saya kutip dari email yang dikirim seorang sahabat
terima kasih Dee:)

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling". Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tersebut, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka, dan kami bertiga tiba-tiba saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona". Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba-tiba saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu-tamu lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca-kaca dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya". Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk, suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-anakku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar-benar bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran, saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan batin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-lambaikan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar-benar 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan satu pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
posted by ninabelle at 15.48 | 1 comments
Jumat, 25 September 2009
Sayang,
pagi ini rasanya malas sekali bangun dari tidurku
sepi itu tiba-tiba menyergapku dengan membabi buta
bagaimana aku akan menghadapi hari ini...
apakah karena mimpi buruk yang semalam menghantuiku
atau tugas yang membayangiku...
ah...aku tau kau masih menggenggam tanganku
lalu kubernafas dalam-dalam...
dan aku percaya semua akan baik-baik saja
posted by ninabelle at 17.50 | 1 comments
Rabu, 26 Agustus 2009
Tiga tahun berlalu, telah saya tinggalkan dunia yang warna warni penuh tawa polos itu dengan keriuhan dunia lain yang tak kalah berwarnanya namun dengan versi yang lebih penuh tekanan. Kadang terkurung di satu lantai bersuhu minus seakan-akan kami ini ikan segar, kadang terbang kesana kemari melintasi pulau mengabadikan kecantikan Indonesia dalam tayangan demi kepentingan industri.
Ahh...kangennya pada anak-anak. Mereka dengan ajaib mampu membuat saya energik sekaligus sabar. Bahkan, di titik rendah hidup saya, saya masih sanggup meladeni mereka dengan keingintahuan dan keceriwisan khas bocah. Lama sekali saya tidak berinteraksi dengan mereka, berbagi energi, bersentuhan dengan dunia yang jujur.

Kadang terasa, yang saya jalani sekarang tidak lagi memberikan energi positif yang saya butuhkan untuk mengenyahkan ruang kosong dalam jiwa, bahkan semakin lama menggerogoti saya pelan-pelan menjadi manusia individualis yang bagian terbesar dalam alam pikirinya adalah pekerjaan. Sering saya merasa tidak seimbang.

Saya rindu bersentuhan dan terlibat dalam dunia yang dulu pernah saya geluti. Saya rindu anak-anak. Saya rindu mengajar. Saya rindu berbagi hidup saya tidak hanya dengan pekerjaan tapi dengan masyarakat. Saya ingin menemukan kembali 'gairah' yang dulu pernah menyala dan membakar saya.
posted by ninabelle at 17.00 | 2 comments