Kamis, 27 Maret 2008

Ke Ungaran saya akan selalu kembali,

untuk tetirah setelah lelah


Ungaran itu kota kecil di selatan Semarang tempat saya lahir dan tumbuh. Letaknya di kaki gunung Ungaran, membuat suhu di kota ini adem. Kegiatan favorit yang tidak pernah saya lewatkan ketika di sana, simple aja, duduk santai di teras rumah sambil minum secangkir kopi atau teh panas dan ngobrol sama mami papi. Terdengar sederhana, tapi benar-benar mencerahkan, karena di Jakarta saya tidak pernah bisa menikmati aktivitas-aktivitas sederhana semacam ini. Itulah mengapa pulang ke Ungaran merupakan previllege untuk saya, saya bisa menarik nafas sejenak menikmati segarnya udara yang jauh dari polusi, bertukar isi otak dan isi hati dengan keluarga. Sebuah kemewahan yang tak tergantikan.


Beberapa waktu yang lalu, saya sempat pulang. Waktu seakan berhenti disana. Masih tempat yang sama, masih orang-orang yang sama, kesejukan yang sama...suasana yang akan membuat saya selalu rindu.
ps.hehe, chauvinis daerah banget yah...hehe
posted by ninabelle at 21.21 | 0 comments
Rabu, 19 Maret 2008

Pagi-pagi kok ya sudah ada acara uji kesabaran?!
Rasanya pengen tereak...(hihi, untung saya bukan type orang yang akan frontal marah-marah *yah, kecuali tekanannya keterlaluan* )
Pulang pagi dua hari ini membuat kadar emosi menjadi beberapa level lebih tinggi, mending kalo pulang paginya asyik chitchat ma teman...lha ini kerja dengan tekanan yang tak kalah besar. 15 jam di kantor setiap harinya mungkin membuat sedikit kurang waras...hehe...sing sabar yo nduk!!
Ceritanya, pagi ini, saya dimintai tolong sama ex-produser saya ke sebuah bagian penyedia alat di kantor ini untuk menanyakan kondisi alat yang akan dibawa ke Turki. FYI, ini penting banget secara kebayang kan kalo uda jauh-jauh& cape-cape sampai Turki alatnya rusak yang berakibat gambar rusak dan kemungkinan paling fatal ga bisa ngambil gambar *sigh*. Nah, seperti yang sudah diprediksi, kita bakal dikasih alat yang lama. Gila ya, mereka ga belajar dari perjalanan kami sebelumnya ke kota lain. Karena alat yang ga beres, crew yang di lapangan jadi repot& shooting terhambat. Okay, itu penyebab pertama yang pasti bikin bete. Then, yang membuat saya muntab (*marah banget*) adalah attitude mba-mba di bagian itu yang 100% nyebelin& tidak ramah! padahal kan mereka berhubungan sama orang lain. Kebayang kan gimana keselnya ketika saya datang baik-baik dan bertanya dengan baik-baik pula sebagai creative yang emang buta alat...mereka ngelihatpun enggak!! Saya masih sabar ni, sempet freeze 3 menitan nungguin jawaban dari mba bagian penyediaan alat. Kemudian dijawab dengan ketus (dan masih tanpa melihat ke mata saya...*mungkin ga punya mata kali ya?!*) "suruh aja Production Assistanya kesini!". Padahal saya cuma mo nanya apakah alatnya baru atau lama, dia kan bisa cek di komputer...sama sekali ga helpfull!!!!! dan kesabaran saya melayang entah kemana...
posted by ninabelle at 11.38 | 1 comments
Senin, 17 Maret 2008

Semua orang dilahirkan dengan karunia dan talenta khusus yang mebuat mereka spesial

Beberapa orang diantaranya istimewa terlahir dengan pesona kharisma alami tak terbantah

Mereka seperti matahari, menaburkan kehangatan yang tak terdefinisikan

Ketika melangkah, waktu seakan berhenti dengan tidak logis

Sorotnya menghentikan nafas sekejap bak daya magis

Kharisma alami yang mempesona

As shining sunshine

Lovable!

Simlpy amazing...

Always, strangely charming

posted by ninabelle at 16.28 | 1 comments
Jumat, 14 Maret 2008

Seucap kata terima kasih akan menghangatkan hati,

Setitik pengahargaan untuk sebuah usaha akan mengobarkan semangat

Bukan deraan cela yang membekukan hari

Atau sebentuk senyum sinis yang menyurutkan cahaya


Tahukah? ucapan terimakasih tulus dengan sorot mata bersahabat sangat berarti?

Mungkin jika tak mampu mengucapkan terimakasih, senyum hangat tanda penghargaan pada langkah-langkah kecil yang diusahakan mampu membakar niat untuk berbuat lebih baik.


Walau pada seorang pemain baru yang belum berhenti belajar dan memupuk rasa cinta... akan berarti dibanding tertawa sinis atau sindiran sarkatis.

Hey, sebelum tertawa atau tak mampu berucap dan tersenyum tulus penuh terimakasih, berkacalah! Dunia selalu melihat secepat apapun kedipan itu...
posted by ninabelle at 10.57 | 1 comments
Selasa, 11 Maret 2008

" Kakak...tolong ambilin bolanya donk..."
Saya yang sedang berjalan santai menuju kantor menengok ke arah suara kecil itu. Ternyata pemilik suara dan bola yang terjatuh di luar pagar itu adalah bocah lelaki usia TK yang lucu banget...sedikit chubby, rambut ikal dan giginya ompong. Dia seddang bermain bola bersama teman-temannya, ada sekitar 5 anak lelaki& perempuan. Kemudian setelah saya ambilkan bolanya, dengan sangat manis dia mengucapkan terima kasih kepada saya. Peristiwa kecil pagi ini mampu mebuat saya tersenyum dan menghangatkan hati saya.
Children is always lovable, they are made in heaven!! Sinar mata polos dan senyum penuh rasa ingin tahu mereka seakan belum terkontaminasi keruhnya kompleksitas kehidupan. Saya bahkan belajar menjadi manusia yang lebih sabar dari mereka. Cobalah menemani anak-anak bermain atau belajar, pasti kita dituntut menjadi sabar sebagai manusia yang lebih dewasa. They are miracle...Saya jadi rindu mantan murid-murid les saya dulu. Saya punya impian, ingin mengajar anak-anak lagi, ingin punya free one stop learning centre untuk anak-anak kurang mampu. Semoga one day, Tuhan mengijinkan dan impian saya kejadian:)
posted by ninabelle at 09.47 | 1 comments
Kamis, 06 Maret 2008
(Saya&Mas Andre...*yang tertutup saya*..dengan pencari koin)

(Amazing Danau Toba)

(bertiga di tengah Medan)

Setelah sekian lama penasaran dengan Sumatra Utara, akhirnya kesampaian juga niat saya menginjakkan kaki di tanah Suku Batak ini di akhir bulan Februari 2008. Sudah lama, saya berkawan baik dengan beberapa orang Batak, jadi saya memang sangat ingin bisa datang kesini. Selain itu, janji akan pemandangan indah dan great food di Provinsi ini membuat saya tambah semangat! Itung-itung jalan-jalan sambil kerja ketika saya mendapatkan penugasan untuk shooting selama 7 hari di Medan, Tebingtinggi, Pematang Siantar, Parapat, Pulau Samosir, Kabanjahe dan Brastagi.Wew..short trip to North Sumatra!

Tanggal 23 Februari, dengan flight pertama ke Medan, kami berdelapan menuju Medan, saya sempat deg-degan juga karena kami berangkat diiringi gerimis. Puji Tuhan, sampai Medan hangat sinar matahari menyambut kami. Tanpa banyak babibu, shooting langsung dimulai ketika pesawat landing di Bandara Polonia. Mas Beni dan Mas Hendra merekam prosesi Pak Bondan turun dari pesawat. Sampai di luar, Bang Iwan dan Bang Zoel sudah menanti untuk mengantar kami berkeliling Medan dan kota-kota lainnya. Selepas dari Bandara, kami langsung menuju Jl. Dr. Mansyur Medan, kawasan sekitar Universitas Sumatra Utara, saat itu baru pk.09.00 WIB. Disana, kami menyelesaikan 1 episode (jangan lupa saksikan yah...*teteup promo*;p). Pokoknya hari itu kami berhasil menyelesaikan 2 episode yang kasetnya langsung dikirim ke Jakarta untuk editing, maklum program team kami kan stripping jadi musti extra segalanya dey (*narsist mode on*). Tapi selesai shooting, kami sempetin makan malam di Merdeka Walk...wah, karena malam minggu suasananya seronok kali (baca: rame banget!). Saya udah agak kenyang, karena ikut icip-icip selama shooting . Dari hasil shooting hari itu, makanan yang wajib dicoba adalah kari ayam Tabona di Jl. Mangkubumi Medan, karinya ga eneg, bikin saya merem melek pas makan..hehe & RM Onma Tabo di Jl. Bukit Barisan Medan, yang menyediakan masakan khas Batak, sangsang ayamnya sangat berkesan dan jika boleh makan makanan non-halal, jangan pernah lewatkan Babi Panggang di rumah makan ini, dengan berbagai cocolan yang hmmm....uenak bikin saya, Mas Andre dan Mas Botel semangat nyicip, tapi teteup harus behave...kan masih banyak makanan enak menanti kami;p. Medan bener-bener surga makanan...(next, saya akan cerita lebih detail tentang makanan-makanan di Medan..).



Paginya, kami harus move ke Tebingtinggi, Pematang Siantar dan Parapat. Bener-bener kejar-kejaran dengan waktu. Saya samapi melewatkan membeli kopi Sidikalang yang terkenal dan foto dengan becak motor siantar yang besar (huhuhu;p). Syukur, semuanya berjalan dengan lancar. Kesan saya, Pematang Siantar adalah kota kecil yang menyenangkan...tenang dan khas. Lucunya, ada 1 toko roti yang terkenal banget, yakni Toko Roti Ganda, orang-orang beneran berjubel mengantri untuk bisa mendapatkan roti tawar dari Toko Roti Ganda ini. Pas mau masuk aja, saya harus menembus barisan ibu-ibu yang berteriak-teriak kalap memanggil-manggil Pak Bondan...ya ampyuuun!!



Parapat, kota kecil di tepi Danau Toba ini juga indah. Saya harus kesini lagi!Belum lagi Danau Toba dan Pulau Samosir yang sangat mengesankan. Pengalamann yang luar biasa saya berada disana. Salah satu potensi wisata Indonesia yang sebenarnya bisa lebih dieksplorasi lagi...keren!

Pas lagi menyeberang ke Pulau Samosir dari parapat, saya sempat mengobrol dengan inang-inang penjual ombus-ombus (FYI: ombus-ombus adalah makanan kecil yang terbuat dari tepung ketan dan kelapa berisi gula merah di dalamnya...manis dan enak) dan seorang bocah Batak bernama John Austin yang sedang mengantar jenazah opungnya untuk dimakamkan di Kampung halaman. Yah...berbicara dengan mereka, saya merasakan sebuah budaya yang berbeda namun memperkaya...memperkaya wawasan saya, secara kami ngobrol tentang banyak hal. Begitu tahu saya dari Jakarta dan bekerja untuk stasiun televisi, mereka langsung excited..lalu berceritalah mereka tentang saudara-saudaranya yang merantau ke Jakarta. Menyenangkan!! Yang khas juga adalah para bocah pencari koin..mereka berteriak-teriak meminta kita untuk melemparkan koin dan kemudian whooops...mereka akan menyelam ke dasar danu demi beberapa koin...tidak jauh berbeda dengan penyeberangan-penyeberangan yang pernah saya temukan.

Di Samosir, Pak Bondan sempat manortor..wew, saya juga ingin coba sebenarnya. Lagi-lagi waktu membuat kami harus tergesa-gesa. Selepas dari Samosir perjalan diteruskan ke Kabanjahe dan Brastagi dengan jalan yang penuh kelokan mesra. Saya hampir muntah...tapi untungnya terbayar dengan pemandangan khas desa-desa Batak dengan rumah adatnya yang baru pertama kali saya saksikan. Uniknya, di depan tiap rumah ada makam keluarga. Menurut Bang Zoel, the informan, tujuannya agar nenek moyang atau leluhur selalu menemani generasi-generasi selanjutnya. Tujuan lain agar tanah warisan leluhur tidak dijual. Pemandangan Danau Toba perlahan beralih ke pemandangan pegunungan. Sayonara Danau Toba, suatu hari saya akan kembali:)

Kabanjahe dan Brastagi merupakan daerah dataran tinggi yang mayoritas penduduknya orang Batak Karo. Kotanya dingin...banyak perkebunan jeruk. Bahkan di sepanjang jalan di Merek menuju Kabanjahe, bisa dengan mudah ditemukan penjual jeruk yang jeruknya boleh kita petik sendiri dengan harga Rp. 6.000,-/ kg...murah kan ya?! Sayur mayur dan buah-buahan segar mudah ditemukan disini. Pengalaman menarik lainnya, ketika saya harus mengusahakan kidu. Kidu adalah ulat enau, yang konon adalah makanan Raja-raja Karo jaman dulu. Kidu itu harus diimpor dulu dari namorambi sekitar 2 jam perjalanan dari Kabanjahe. Terimakasih untuk Tigor yang membantu kami menyediakan Kidu yang tiba-tiba menjadi spektakuler di tengah team karena pencariannya penuh usaha dan berdarah-darah..hehe.

Dari Brastagi, team kembali ke Medan, selama 3 hari untuk menyelesaikan proses shooting. Melelahkan namun menyenangkan...selalu begitu jika kita bekerja dengan sepenuh hati.

I don't know when but I'll comeback to feel...once again...an amazing trip to North Sumatra






posted by ninabelle at 22.18 | 2 comments

merona...
bersemu merah...
malu-malu...
senyum itu disana...
di seberang, setelah sekian lama
entah dengan siapa
mencuri bayang senyum
yang terbungkus rapi nan cantik
tersimpan dalam hati
sekedar pengingat dan penanda
pernah ada senyum dengan mata sipit dan lesung manis itu
aahh...gadis kecil di dalam sini
tersenyum simpul
merona merah jambu
posted by ninabelle at 21.49 | 0 comments