Kamis, 06 November 2008
Sepertinya sudah semingguan ini, langit Jakarta tersalut mendung tiap pagi sebelum kemudian menumpahkan hujan deras siangnya. Rasanya jadi ingin tinggal di tempat tidur ditemani buku bagus dan kopi hangat, tapi ga mungkin lah, saya kan harus kerja *kerja...kerja...ayo kita kerja...menyemangati diri sendiri;p*. Pagi ini juga mendung banget, padahal tadi pas saya berangkat sekitar jam 9 masih cerah ceria ajah tuh langit.
Saya jadi terbayang kalo harus shooting hujan-hujanan seperti saya tempo hari di Bandung, saya sih masih seneng-seneng aja selama ga sakit paling juga baju yang basah dan sneakers saya pulang shooting wajib di-laundry. Ada lho orang-orang yang pekerjaannya lebih berat saat musim hujan seperti ini dan mereka harus menghadapinya setiap hari. Kalo saya cuma sehari shooting hujan-hujanan sisanya kerja di kantor yang nyaman, mereka ini hampir setiap hari harus berbasah-basah kedinginan demi bisa makan. Mau bukti? ada penjual kecil keliling (bisa jualan es (yang mungkin ga gitu laku musim hujan begini), jualan kelontong, jualan sayur, jualan lampu teplok (saya baru ketemu pagi ini dan berapa orang sih yang beli lampu dengan bahan bakar minyak tanah sekarang ini? aduh sedih membayangkannya), tukang bakso keliling, tukang sol sepatu keliling, tukang benerin baju keliling, dan lain-lain), ada juga ojek payung yang hujan membawa berkah untuk mereka, ada pemulung yang belum tentu hari ini bisa makan, dan tentu saja masih banyak orang lain dengan profesi yang mengharuskan mereka siap sedia bekerja dalam situasi apapun karena jika ga kerja mereka ga akan makan. Saya sih jauuuuh berjuta-juta kali lebih enak.

Tuhan, cukupkan rejeki untuk saudara-saudara saya yang berjuang demi bisa makan hari ini di luar sana dan berilah kesehatan dan semangat untuk menjalani hari mereka.
Tuhan, terima kasih untuk rejeki dan kasih yang luar biasa yang Kau sediakan bagi saya setiap hari. Amin.
posted by ninabelle at 09.58 |

0 Comments: