Saya ingin menggenggam dunia, bukan dengan kekuasaan, bukan juga dengan harta maupun jabatan. Saya ingin menggenggamnya dengan karya. Hmmm...maybe I am daydreamer but I am the realistic one... maksud saya, saya selalu punya impian dan target yang berlarian di otak saya tapi saya merasa memiliki energi untuk harus mewujudkan impian tersebut agar tidak menjadi impian yang hanya berlarian di otak saya namun bisa juga berlarian di dunia nyata.
Bicara mengenai menggenggam dunia, saya ingin sekali bisa melihat dunia secara nyata. Yah, berjalan, mencari tahu, menyerap ilmu dari tempat-tempat baru, belajar hidup dan belajar dari guru kehidupan. Saya tahu kesempatan itu akan datang pada waktunya. Saat itu saya ingin mengelilingi dunia tanpa ekspektasi dan judgement, saya ingin menyerap budaya masing-masing tempat, belajar bahasa yang berbeda-beda, berbaur dengan berbagai macam orang, berbagi kasih dengan manusia lain...hmm, sounds so exotic for me.Saya selalu penasaran dengan bagaimana dengan cara hidup mereka di luar sana. Cara hidup mereka pasti dapat memperkaya saya, memperkaya cara pandang saya. Saya membayangkan diri saya berbaur dengan saudara-saudara di Papua, berada di desa tradisional Vietnam, berdiri di tengah pedesaan di Nepal, menikmati sakura di Tokyo, bertualang di savana Afrika, mendengar bisikan pasir di gurun Sahara, menyusuri Venesia dengan gondola, berziarah ke Roma, duduk di salah satu cafe di Paris memandang Eiffel, larut dalam karnaval meriah di Brazil, menikmati musim gugur di New York, merasakan musim dingin di pegunungan Alpen, berjalan-jalan di pasar barang antik di London, menghirup udara segar dan keunikan Irlandia, dan beribu tempat lain di dunia. Kemudian saya menulis mengenai berbagai pengalaman itu, membaginya lagi dengan dunia bahkan mungkin memfilmkannya atau menjadikannya sebuah riset untuk program televisi yang menginspirasi manusia lain di dunia.
Manusia diciptakan sebagai masterpiece, saya harus bisa menjadi the real masterpiece through my way. Jangan menyerah Nina!