Tonight is a fullmoon night, berdasarkan mitos malam ini manusia serigala akan mewujud. Dalam realitas, tidak memerlukan malam bulan purnama untuk mewujudkan manusia serigala. Coba tengok kanan kiri, lihat ke depan dan ke belakang, manusia di sekitar kita dan lihatlah ke dalam diri kita sendiri. Betapa sebenarnya sangat mudah manusia serigala mewujud dalam diri. Contoh paling sederhana adalah korupsi. Agh, saya tidak sedang bermaksud bicara sok berat pake ngomongin korupsi segala. Saya hanya merasa tersentil dan ingin ngomongin topik ini, yang tak pernah basi dan masih saja relevan dalam kehidupan masyarakat Indonesia...yah negeri Indonesia yang sangat saya cinta yang (sayangnya) identik dengan korupsi.
Bagaimana tidak? saking mengakarnya korupsi, sampai-sampai waktupun dikorupsi. Tentu jamak bagi kita jika pertemuan atau meeting dengan seseorang atau beberapa orang tidak berlangsung sesuai jadwal alias molor alias ngaret alias ga on time. Padahal, untuk orang-orang yang menghargai waktu, ngaret adalah hal yang maha menyebalkan, untuk orang-orang yang disiplin menunggu orang yang suka telat itu aktivitas menjemukan.
Okay, selain waktu apalagi kalo bukan uang yang entah kenapa dengan mudahnya bisa dikorupsi. Sudah jadi rahasia umum, bahwa banyak oknum (baik pemerintah maupun swasta) yang hobby minta bon kosong untuk mark up budget yang nantinya uang hasil mark up tersebut masuk kantong pribadi bakal modal hura-hura. Kira-kira kemana hati nuraninya ya? Mengingat yang membedakan manusia dengan hewan kan hati nurani, jadi kalo sudah kehilangannya sampai dengan enteng melakukan tindak korupsi seperti itu apalagi coba kalo bukan manusia serigala? Belum lagi kalo memotong hak orang lain...ck...ck.
Korupsi tanggung jawab juga merupakan contoh lain. Mengaku pekerjaan yang dikerjakan oleh orang lain, copy paste ide orang lain termasuk korupsi juga lhoh.
Ayo donk kita tinggalkan budaya korupsi yang merusak bangsa Indonesia tercinta, setidaknya dengan berkomitmen untuk selalu tepat waktu dan bertanggung jawab dengan hati nurani segala sesuatu yang dipercayakan pada kita. Bukankah kita manusia bukan serigala?