Semasa remaja pasti pernah donk merasakan yang namanya cinta monyet? Ngegebet cowok lucu kelas sebelah? Hehehe...masa-masa yang selalu indah untuk dikenang meski kadang-kadang membuat kita malu karena pernah bertingkah seperti itu. Itulah serunya masa belasan tahun.
Pasti kita juga jadi langsung ingat bagaimana perasaan kita kalau ketemu gebetan. Antara pengen ngelihat tapi malu, antara pengen menyapa tapi sama sekali gak berani menatap mukanya padahal sudah dekat banget. Ingat bagaimana tiba-tiba jantung berdetak lebih kencang daripada biasanya, bagaimana tiba-tiba pipi bersemu merah dan rasanya ingin senyum terus, dan bagaimana rasanya ada kupu-kupu di perut...hehe.
Butterfly effect itulah istilah yang menggambarkan rasa excited karena ketemu gebetan. Efeknya bagus juga lhoh, karena –kalau saya sih- jadi semangat, jadi rajin dandan cakep pokoknya well prepared deh, jangan sampai kalau saya ketemu si dia kelihatan kuyu. Tapi tetep saja kalau sudah papasan jangankan menyapa, melihat ke matanya saja segan.
Speechless....ga bisa ngomong apa-apa dan kalau bisa tenggelam ditelan bumi deh. Itulah kalau tiba-tiba mendadak bertemu gebetan dan tidak mampu mengeluarkan satupun sapaan dan tidak mampu menatap kedalaman matanya, padahal lelaki charming itu ada di depan mata.
Jangankan dulu, sampai sekarang saja saya masih tidak bisa mengatasi butterfly effect and speecless ini. Ujung-ujungnya saya malah buang muka dan (sepertinya) terlihat sombong.
As happened that day
That time
He’s there and I just starring at the sky
Even though, I want look into his deep& charismatic eyes